lilaemaliza

Senin, 25 Januari 2016

Cerita singkat mengandung motivasi #2


3.       Setiap orang pasti berbeda
Pernahkah kalian merasa teman kalian ahli dalam musik membuat kalian tergugah untuk bermain musik pula? Itu hal bagus namun jangan iri maupun dengki apabila temanmu sangat terkenal.
Karena sejak awal dia sudah dicetak seperti itu, kamu bisa menyusulnya tetapi kamu harus ingat apakah kemampuanmu mencukupi.
Kisah dari seorang remaja laki-laki, Riko, mempunyai sahabat gitaris, Sita, sudah cantik pintar dan kaya, terkenal pula.
“cewek aja bisa main bagus kenapa aku tidak.” Akhirnya Riko berusaha keras hingga titik akhir sampai ingin menyerah.
Bertahun-tahun belajar akhirnya dia bisa memainkan lagu dengan gitar walaupun dengan kunci-kunci dasar.
Di samping itu masa SMAnya berakhir kali ini dia memiliki hobi membaca sampai bertahun sehingga ia banyak menulis.
Usahanya menembus majalah atau koran dengan tulisannya telah sedikit tercapai. Sekarang dia sadar...
Kalau kemampuannya lebih condong ke dunia penulisan. Jadi dia juga tidak rugi telah belajar musik. Untuk dirinya dan orang di sekitarnya.
Boleh kita termotivasi oleh orang lain! Tapi ingat jadilah diri sendiri! Setiap orang berbeda! Yang berkilau belum tentu emas!

4.       Semua indah pada waktunya
Kisah seorang anak yang berada pada keluarga broken home. Sejak kisruh kedua orang tuanya dia sangat depresi dan tidak punya harapan maupun cita-cita lagi.
Dalam keadaan itu dia tetap tabah, ikhlas dan melupakan masa lalu yang kelam tetapi tetap mengambil hikmah dari kejadian itu. Ini adalah hal terbaik karena anak usia 14 tahun sudah bisa mengambil hikmah dari permasalahan.
Sesuai perputaran waktu, Tuhan mendewasakannya secara Luar Biasa. Pikirannya lebih dewasa dari umurnya. Hingga umurnya yang ke 18 tahun, anak ini menemui sebuah masalah yang paling berat. Yaitu “kegagalan”.
Usaha-usaha yang dia coba hampir gagal seluruhnya. Dia tidak punya teman akhirnya merantau ke kota besar dan bersyukur Tuhan melindunginya dan ditempatkan di lingkungan orang Soleh (muslim).
Dia mulai berjilbab untuk menutupi auratnya memulai usahanya berjualan nasi. Keadaan berubah karena sejak umur 14 tahun dia sudah percaya bahwa Tuhan bersamanya jadi sekarang semua berubah dari keadaannya dulu.
Kesuksesannya baru mampu menyewa satu kamar kos, menghidupi perutnya tiap hari dan menabung.
Dari usahanya dia punya langganan yang seumuran akhirnya menjadi sahabat. Dan tak pernah terbayang oleh dirinya orang tua sahabatnya memberi modal untuk membuka warung makan sederhana dengan meja tamu 4 biji.
Lama-lama sukses dan rasa syukurnya tak henti-henti diucapkan pada Tuhan yang selalu menemaninya di saat orang tuanya berpisah dan tak peduli lagi dengan anaknya serta keluarga satu-satunya adalah neneknya. Walaupun dia sedikit galak saat merawatnya tetapi kesuksesannya ditujukan juga pada neneknya.
Percayalah semua indah pada waktunya! Ini kisah nyata seorang sahabat saya yang namanya tidak ingin disebutkan!



1.       Tak perlu menangisi yang tidak perlu
Cerita dari Rana dan Farel, mereka adalah pasangan yang telah bertunangan. Pada titik bosan manusia mengalami hal-hal aktivitas yang menimbulkan rasa ingin tahu berlebih seperti yang dialami Farel ketika bosan karena hubungannya dengan Rana dirasa tak begitu berasa. Akhirnya Farel mencari seseorang yang lebih dapat dijadikan seorang teman atau bahkan lebih dari itu.
Entah apa yang mendorong Rana mulai mencari tahu tentang pasangannya itu. “Farel kok semakin cuek ya, padahal menurutku dulu aku yang lebih cuek dari dia.” Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena sama saja dengan batu dilawan batu jadi pecah deh. Cuek dilawan cuek wah jadi pecah nanti itu hubungan.
Farel resmi mendua dia usia pertunangannya yang baru menginjak 2 bulan beberapa hari itu. Awalnya dia dapat menutupi namun sepintar-pintar menyembunyikan bangkai pasti tercium juga. Rana memergokinya sedang berduaan di Mall. Apa yang dilakukan Rana?
Awalnya dia bersedih entah apa saja yang dihadapannya berasa salah, Farel tetap merayu-rayu tapi Rana tak peduli akhirnya bola matanya mengeluarkan air kesedihan. Rana menangis sepanjang malam, tapi apa daya tangan tak sampai ketika orang tua mengetahui hal itu keputusan diserahkan pada Rana.
Mendekatkan diri pada Sang Pencipta adalah jalan satu-satunya yang ditempuh Rana untuk menentukan keputusannya dan itu akan menjadi pilihan hidupnya. Mereka dipertemukan, “Rana, maafkan aku. Aku tak bermaksud menyakitimu. Aku hanya khilaf.” Rana hanya tersenyum karena air matanya telah tenang mengalir hanya di dalam matanya tak sampai keluar. Menurutnya menangisi hal yang tak perlu adalah hal sia-sia.
“Farel, ajaklah dia ke orang tuamu untuk menjadi tunanganmu yang baru. Aku tidak akan membencimu jika dia lah yang membuatmu bahagia.”
“aku tahu kamu menyesal namun kali ini saja kamu menyesal, apabila kamu ingin berubah, berikan perubahanmu itu, kebaikanmu, tobat dari khilafmu itu dan kebahagiaanmu kepadanya. Aku tidak akan menerimamu lagi. Namun jika Tuhan yang menghendaki kita kembali dengan cara apa aku tak tahu aku akan menuruti Tuhan.”
“Rana.........” “ssssssttt...... farel pergilah! Aku hanya berdoa pada Tuhan untuk memberikan pasangan yang taat pada Tuhan dan saling melengkapi kekurangan di antara aku dan dia.”
Hubungan mereka sampai di situ tetapi harus mengurusi dengan keluarga mereka beberapa hari hingga benar-benar deal mereka bukan pasangan lagi. Farel menyesali itu semua. Rana bahagia dengan keputusannya hanya karena Tuhan semata.
Menahan tangis memang bukan perkara mudah! Namun jika kita tidak mencoba pasti akan selalu susah!
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar