Andai Tahu Jawabnya!!
Keanehan
ini berawal dari kegelapan sunyi malam hari yang mendatangkan dingin sampai
menusuk kulit hingga ke tulang. Dan diiringi guyuran air mata langit yang
senantiasa menemani kesendirianku di bumi ini. Tak lain dan tak bukan adalah
ciptaan yang Maha Kuasa, Penguasa seluruh jagad raya. Malam ini kamarku terasa
terbalik, biasanya mempunyai sudut-sudut yang dapat kuukur sekarang menjadi bundar
seperti bola di atas air. Bola raksasa melambung ke atas di dalamnya terlihat
seperti rumah. Ini benar-benar gila, rumahku terbang di dalam balon. Aneh, apa
aku sudah gila? Tapi kurasa tidak, rumah semua orang sama keadaannya dengan
rumahku.
Kegiatan
pagiku berbeda, biasanya aku bekerja dengan rapi menuju kantor yang bersih dan
nyaman didampingi aroma menawan parfum entah buatan Paris atau mana dengan secangkir
teh menghangatkan aliran saraf otak serta kalbuku. Namun heran! Aku mengenakan
pakaian rombeng menuju kantor yang kumuh banyak tikus tidak berdasi. Aku mengerjakan
tugasku semua, tetapi kalian tahu apa? Tugasku hari ini hanya menghapus data
dan aku lihat banyak orang membuang uang ke jalanan. Apa mereka tak berpikir
bagaimana susah mencari uang malah dibuang ke jalanan cuma-cuma?? Apa hanya aku
yang merasakan seperti ini? Semua orang terlihat biasa seolah-olah inilah dunia
mereka setiap hari. Aku berjalan ,pulang, disambut pedagang-pedagang kaki
seribu di tengah jalan bukan di pinggir, menuju istana tidurku yang melayang,
heran! kali ini aku berjalan mundur. Apa lagi ini?
Percayakah
kalian? Di seberang jalan tersusun gedung mewah nan megah rumah para pengemis, pengamen,
dan pedagang kaki seribu. Rumah mereka tidak beterbangan. Saat mengemis mereka
berpakaian rapi, sopan, fashionable dengan
aksesoris jam tangan dan berdasi, mereka sangat akur. Apakah dunia ini
benar-benar terbalik? Atau ini memang keadaan nyata di negeri ini orang di kantor
terlihat kumuh tetapi kolong jembatan terlihat bersih. Kenapa semua orang berjalan
mundur? Andai aku tahu jawabnya. Imajinasiku mulai melayang menuju angan-angan menuju
langit ke tujuh. Mungkin ini pertanda dunia akan berubah dengan tampilan baru
yang menawan atau malah sebaliknya dunia ini semakin hancur seperti kerupuk
yang diremas begitu saja lalu dibuang atas ulah siapa pun yang tidak
bertanggung jawab. Andai aku tahu jawabnya.
.......?
Mataku
terpana melihat kucing mendekat pada pasangan yang menempel di penopang tubuhku
dengan kata NIKE, terlihat tampan bagai
Arjuna. Tetapi apa ini hanya perasaanku saja atau memang begitu? Kucing itu
berbulu anjing yang menawan, anjing pudel biru cantik jelita. Namun yang
terlintas di benakku hanya satu, ini kucing atau anjing? Dan ini jantan atau
betina? Pertanyaan tidak berguna membuatku semakin bertanya-tanya dan tidak
berdaya dengan keanehan ini.
Aku
bertemu gerombolan orang di terminal tempat bus yang mengangkut para kelelahan,
korban kerjaan, berkaki dua ke rumah mereka, “Mau ke mana, dari mana mas? “
“Oh
saya mau, mau berangkat pulang, dari rumah.”
“Loh
bagaimana? Memang rumahnya di mana mas?”
“Ya
rumah kami di kantor, (sambil menunjuk teman di sebelahnya). Ya seharian kita
di rumah kami, ya kantor itu, apa saja kami lakukan di sana.” “Pulang itu ya ke
tempat berteduh sementara, di gubuk beratap kayu sampai fajar menampakkan
senyumnya.” Tambahnya.
.......?
Semakin
kepala berputar kubaringkan tubuhku yang rapuh dan otakku yang
terombang-ambing. Tapi badan ini tetap ingin berdiri walau aku merasa sudah
cukup kelelahan hari ini. Kulihat ke sana kemari Akuariumku kosong, air terkuras
habis tidak tersisa, hanya batu di dalamnya dan miniatur karang, namun ikanku
masih tetap berenang dan menari layaknya dalam air, tidak kusangka semua
berubah seperti ini.
(Tok
tok tok) “Waalaikumsalam”
Suara
mengetuk pintu dengan kata yang aneh, sengaja aku tak menyambar jawaban
apa-apa. “Selamat hari kebalikan!” ibuku datang dan berkata seperti itu. “Memangnya
spongebob bu pakai acara hari
kebalikan segala?”
“Aduh
nak kamu ini ketinggalan zaman ya? Makanya hidup itu jangan hanya duduk diam di
kantor ngerjain tugas dari bos, kalau salah dimarahi kalau bener kadang juga
masih disalahin. Coba lihat dunia luar!”
“Maksudnya?”
aku masih tetap bingung dengan situasi yang sangat aneh.
“Weleh
anak ibu dasar bego ya?”
“Bego
bagaimana bu, menjadi memang aku tak tahu maksudnya ini lo?” nadaku sedikit
meninggi tetapi aku sadar sedang berbicara dengan siapa dan harus bersikap
bagaimana.
“Dunia
ini sudah gila dan kadaluarsa nak, lihat semua orang di luar sana, tidak
mengurus diri mereka sendiri, hanya orang lain yang diurus. Kalau mementingkan
kepentingan umum sih gakpapa tapi jangan terlalu melupakan diri hanya demi uang
atau materi semata.” Sejenak ibu meminum teh yang sudah ada di genggamannya selagi
masih hangat.
“Jadi
dunia ini terbalik begitu bu?”
“Nah
bisa dibilang begitu, lihat dari satu sisi, memang rakyat adalah tangan-tangan
suatu bangsa tetapi bukan berarti mereka bebas dan terlalu bebas sampai
melupakan arti apa itu pemerintahan.”
“Ibu,
ibu sejak kapan perhatian dengan politik negeri ini?”
“Sejak
sekarang lah kan ini hari kebalikan. Hahahah” ibu sambil tersenyum dan tertawa cekakakan seperti tidak tahu aturan.
“Oke
biar tidak terlalu politis, ibu ambil contoh sederhana hari kebalikan, mengapa tumbuhan
itu tidak bisa bergerak? Pasti itu takdir dan rahasia Tuhan kan? Kalau kita
bisa mencerna dalam hidup ini mengapa tumbuhan tetap ditempatnya karena kalau
dia jalan-jalan ke sana ke mari proses fotosintesisnya akan susah ia jalani.
Misalnya lagi, kalau dia bergerak harus lewat jalan mana jika ingin mengunjungi
kerabatnya? Manusia saja sudah sering diterpa macet, apalagi kalau ada
tumbuhan.” Omongan ibuku mulai tidur aku masuk akal tapi aku hanya bisa
mendengarnya karena jika diputus di tengah jalan nanti jadi berabe juga.
”Semua
di dunia ini penuh dengan teka-teki dan keanehan yang tersembunyi di dalamnya.
Kalau kamu pengen tahu, cari tahu dulu mengapa hari ini semua orang pada aneh
dan seakan dunia ini gila seperti spongebob
yang sedang mengucap “selamat hari
kebalikan patrick!”
Kepala
ini tak sejalur dengan hati, saat ini gundah hatiku dan linglungnya aku tak
dapat diwakili oleh raut muka atau rasa di kepalaku. Melihat keterangan ibu
yang rumit dan penuh teka-teki membuat otakku seperti dikocok-kocok, aneh tapi
menarik! Aku coba cari tahu mengapa hari yang seindah ini dihembus oleh ketidak
serasian suasana di dunia? Tiba-tiba ibuku menghilang tanpa pamit atau berucap
salam kebalikan dari salam pembuka.
.......?
Melangkah
setapak di depan rumah kujumpai seekor kucing menyapaku, kucing memakai baju
rapi berwarna belang seperti zebra dan berdasi bagai pemain pantomim.
“Hai
bung apa kau benci dengan negeri ini atau dunia ini?” sungguh aneh. Ini nyata
atau hanya halusinasiku saja? “Aku tidak akan benci negeri ini ataupun dunia ini, jika aku benci sama aja
aku benci Sang Pencipta.” Kataku dengan tegas.
“Apa
kau yakin Sang Pencipta yang menciptakanmu?”
“Aku
yakin! dasar pus pus jangan ganggu jalanku yang sedang penting mencari jawaban
dari pertanyaan ibuku.” Dia mencegatku dengan satu kuku, “Apakah pertanyaan
dari ibumu itu penting? Padahal ibumu bukan Penciptamu, kenapa kau turuti dia
bung?”
“Maksudmu
apa?”
“Apa kau disuruh mencari jawaban mengapa saat ini dunia ini terbalik dari segi
manapun bahkan kau disuruh mencari alasan mengapa dunia ini gila? Iya bukan?”
“Bagaimana
kau bisa tau kucing aneh?”
“Kau
bilang aku kucing aneh? Kau juga aneh, semua orang merasa dirinya benar, merasa
paling berkuasa sampai kau memanggilku aneh juga tanpa maaf atau sopan. Itu
tandanya manusia kali ini sudah terkontaminasi, kau ngerti?”
Aku
hanya diam, semua semakin tidak jelas melihat kucing dengan kata-kata dan
sikapnya, aku pun juga sadar mengapa aku aneh berbicara dengan kucing dan
kuanggap dia seperti orang biasa.
“Hei
bung kau paham tidak malah diam saja kau?”
“Aku
gak paham dasar kucing minggir aku mau lewat.” Tegasku saking aku marahnya
dengan keadaan ini.
“Jangan
kau marah ini ujian jika kau tidak sabar dengan keadaan seperti saat ini yang
sedang gila kau akan menyesal. Semua anak di keluarganya sekarang sama,
ditugasi layaknya dirimu sekarang ini, disuruh mencari tahu hal aneh tetapi
banyak anak yang tidak kuat melihat keanehan di dunia ini menjadikan dia ikut
gila bersama waktu yang membawanya.”
Semakin
tidak jelas apa yang dikatakan si kucing kepadaku, tetapi aku teracuni
kata-kata kucing itu tadi, jika aku stres di tengah jalan dan belum menemukan
jawabannya, apakah aku akan gila dibawa waktu juga? Ketakutan menghantuiku saat
ini, tiba-tiba si kucing berjalan membuntutiku, “Mengapa kau ikut denganku?”
“Aku
hanya mengawasimu agar kau tidak seperti yang lain yang sudah frustasi dengan
keadaan.” Aku memandangnya dan kuangkat alis, “Apakah wajahku mengundang
frustasi?”
“Bukan!
Bukan seperti itu maksudku, aku seperti ini karena aku lihat sorot matamu yang
terang seakan kau tahu jawabannya.”
Tahu
jawabannya? Dia kira aku paranormal tahu apa dibalik misteri yang semua orang juga
ditugasi untuk cari jawabannya? Bukan hal kebetulan aku bertemu kucing ini, mungkin
ini adalah jalan dari Tuhan untukku menemukan jawaban yang disuruh ibuku. Ini
adalah hal teraneh yang pernah aku lakukan di dunia, jika aku menemukan
jawbannya akan jadi apa aku dan jika tidak akan jadi apa juga aku? Aku belum tahu
dan kenapa aku menuruti ibuku saat ini dan mendengarkan omongan si kucing yang
sungguh membengkakkan telingaku.
.......?
Kutelusuri
jalan setapak yang mungkin tak pernah dilalui apapun apalagi orang, angin pun
jarang melewati jalan ini. Debu-debu takut matanya terkena debu yang
beterbangan dan hujan juga takut dirinya basah terkena air mata langit. Kulalui
jalan yang mengerikan siapa tahu jawabannya ada dalam jalan itu. Gelap terang
gelap terang sebentar gelap sebentar terang, seperti lampu disko. Kucing itu
tetap mengikutiku tapi kubiarkan saja mungkin dia bisa menemaniku dan menjagaku
disaat seperti ini. Siang atau malam di sini tidak dapat diprediksi hanya kaki
yang bersuara dan desah nafas panjang menahan takut akan ada kebuasan di tengah
sana namun dalam takut aku meringis, “Hei pus ada cahaya lampu, siapa tahu itu
petunjuk.” “Mana? tidak ada!” si kucing tidak melihatnya? Aneh!
“Bukankah
itu seperti lampu di kamarku? Iya seperti lampu di kamarku.” Aku berlari
mengejar lampu itu semakin aku mengejarnya semakin lampu itu menjadi kecil dan
menjauh tetapi saat aku berhenti dia juga berhenti. Aku lambatkan langkahku dan
dia mulai diam aku berusaha mendekati dan menggapainya.
Aku
buka mataku lebar-lebar, kurasakan angin yang mendadak menghembus pipi dan seluruh
tubuhku saatnya aku pegang lampu itu untuk menerangi jalanku lalu kucing pus pus
mendadak hilang. Selangkah aku masuk ke dalam ruangan yang gelap. Betapa kagetnya
kepalaku terbentur keras ternyata itu bukan ruangan, hanya batu besar yang
menghalangi jalan tetapi mengapa ada lampu? Rasanya aku pingsan begitu lama
saat terbangun aku sudah di kamar, di tempat tidurku yang empuk, tiba-tiba,
(Tok
tok tok) “Assalamualaikum”
Seseorang
mengetuk pintu kamarku ternyata ibuku. Aku langsung berlutut kepadanya,
“Ibu
maaf ibu maaf aku belum menemukan jawabannya saat ini apakah dunia ini tetap
gila dan apa aku akan jadi gila ibu? Maafkan aku ibu” kata-kataku membuat ibuku
bengong dan linglung tentang apa yang kukatakan.
“Ibu
tidak mengerti apa yang kamu katakan, ayo bangun cepat mandi atau rapikan
rambutmu saja segera pakai jilbab langsung antar ibu ke pasar lalu kita masak
sayur bayam, ayo bantu ibu masak buat kamu sarapan lalu berangkat kerja! Ayo!”
Semula
aku bingung, andai tahu jawabnya! Sekarang aku tahu jawabnya, sindiran-sindiran
itu kegilaan dan keanehan dunia ini ada dalam bunga tidurku, bunga lelap
malamku, seakan nyata karena kepala tersayangku dari Tuhan ini terbentur keras
sebuah batu yang menghalangi jalanku tadi, tetapi aku tak tahu batu apa itu
atau aku hanya terbentur lantai karena aku terjatuh dari kasur empuk tempat
meletakkan punggungku dari kebengkokan kursi kerja.
Bunga
lelap malam bukan hanya bunga tidur yang tidak bisa dikenang. Bunga tidur
adalah seuntaian pesan tersirat dari bawah sadar apa yang sedang menghantui
hidupmu lalu akan lewat dalam mimpi sekejap. Bunga lelap malam itu memberiku
jawaban dunia ini semakin rapuh dan terbalik. Manusia-manusia yang semakin
diperbudak dunia gila ini, aneh tapi ini adanya! Bunga tidurku menasihati
ragaku yang juga semakin tidak memperhatikan jiwaku hingga raga dan jiwaku
terkadang terasa terpisah walaupun selalu bersama. Raga manusia memaksa
melupakan jiwa dalam melayani dunia aneh ini. Raga bekerja demi dunia namun
jiwa terkadang memberontak ingin melupakan dunia. Suatu gaya tarik menarik
membuat mereka menjadi terikat. Terkadang raga tidak ingin jiwa ikut dalam
melayani dunia namun jiwa menasihati raga lewat alam yang semua orang
mempunyai, alam bawah sadar, melalui bunga tidur yang bersemi di malam hari.