(Lan
Fang)
Dalam
novel Perempuan Kembang Jepun diceritakan tiga orang perempuan yang merasa
hanya dimanfaatkan atau dibutuhkan tubuhnya oleh lelaki. Sulis adalah seorang
penjual jamu yang awalnya digoda Mas Wandi sampai beberapa laki-laki lain
termasuk Sujono dan dia sangat menikmatinya namun saat dia hamil ia ingin
pertanggung jawaban dari Sujono karena ingin memiliki masa depan lebih baik
dari sekadar menjadi seorang penjual jamu padahal anak yang dikandung itu tidak
tau siapa bapaknya karena dia terlalu banyak tidur dengan laki-laki
langganannya. Keadaan Sulis berubah setelah menjadi istri Sujono, bukan berubah
menjadi lebih baik namun menjadi lebih buruk karena Sujono menikahinya hanya
terpaksa bukan karena cinta, setiap hari mereka bertengkar perkara kemelaratan,
kemiskinan, dan ketidak mampuan Sujono menghidupi anak istrinya. Sulis merasa
menyesal karena tidak ada kemajuan di hidupnya. Dalam pertengkaran Sujono
biasanya menghajarnya hingga menyetubuhinya dengan kasar bukti amarah Sujono
pada Sulis. Dalam benak Sulis dia hanya dijadikan sebagai pelayan suaminya
tetapi uang belanjanya selalu kurang malah suaminya menyuruhnya bekerja. Sulis
merasa dirinya direndahkan karena terus berada dalam kemiskinan. Di samping itu
Sujono merasa tidak dianggap menjadi suami karena selalu dituntut, dituntut,
dan dituntut menuntas kemiskinan di keluarganya, dia hanya punya pikiran anak
Sulis bukan darah dagingnya. Ketika Sulis melanjutkan menjual jamu, Sujono
menganggap dia ingin mencari laki-laki lain yang menjadi pelanggannya padahal
Sulis hanya ingin menghidupi anaknya karena Sujono menyuruhnya bekerja.
Walaupun tidak ada rasa cinta di antara mereka tetapi setiap malam selalu
melakukan pertempuran suami istri yang tidak didasari cinta jadi hanya peraduan
dua kelamin manusia bukan tentang perasaan.
Ketika
Sujono merasa tidak disuamikan oleh istrinya dia menemukan perempuan yang lain
daripada yang lain walaupun dia seorang penghibur di kelab hiburan namun dia
sangat lembut, menghormati laki-laki, dan tau melayani laki-laki dengan sempurna.
Dia mulai jatuhnya dengan tubuhnya tetapi dia sangat mahal hanya
petinggi-petinggi berduit tebal yang dapat tidur dengannya. Akhirnya Sujono
mencuri uang majikannya, Babah Oen, dan Matsumi, perempuan penghibur itu, siap
untuk melayaninya. Walaupun rupa dia hanya seorang kuli batu namun mampu
meluluhkan hati penghibur tercantik di Surabaya ini, sampai dia hamil dan ingin
dijadikan Sujono sebagai istrinya. Mereka saling mencintai namun saat anaknya
lahir Matsumi ingin menjadi penghibur lagi tetapi Sujono melarangnya, bukan
tidur dengan laki-laki tetapi hanya bernyanyi dan menari. Baru saat itu Matsumi
merasa suaminya terlalu pencemburu, malas, dan tidak mau bekerja karena selama
ini mereka hidup dengan uang tabungan Matsumi. Dia baru merasa dijadikan alat
sebagai seorang laki-laki. Hanya pemuas kebutuhan birai dan uang. Dia
memutuskan pergi meninggalkan Sujono dan lari bersama anaknya, Kaguya, ingin
kembali ke Jepang tetapi saat itu keadaan Jepang menyerah tanpa syarat kepada
sekutu jadi suasana sangat tidak menentu jadi Matsumi memutuskan menitipkan
anaknya kepada Tuan Tan, biksu, yang ia percaya untuk anaknya. Beberapa tahun
kemudian Sujono bertemu Kaguya di rumah Mama Nio dan Tuan Tan menjelaskan dia
adalah anak perempuan bernama Matsumi Aan berarti itu adalah anak Sujono.
Akhirnya dia membawa Kaguya tinggal bersama Sulis dan Joko, anak Sulis.
Kehidupan kaguya sangat menderita bahkan pada awal pubertasnya sudah diperawani
saudara Tigrinya, Joko. Mulai saat itu dia tidak percaya dengan laki-laki.
Kaguya
memiliki anak angkat bernama Maya, saat Maya mulai tumbuh dewasa dia menemukan
kekasihnya bernama Higashi, dari Jepang, bertemu di suatu tempat di Surabaya.
Ternyata Highasi adalah anak angkat dari Matsumi dan Takeda. Itulah dunia
sangat sempit dan Matsumi adalah ibunya yang bertahun-tahun dirindukannya ada
rasa sayang, benci, sesal, dan carut marut. Ibunya yang kini menjadi besannya
menceritakan asal kelamnya di Indonesia dan begitu sebaliknya Kaguya
menceritakan masa lalunya yang menderita. Saat pulang ke Indonesia dia
meninggalkan Maya yang sudah menikah dengan Higashi di Kyoto dan karena Takeda
seorang pelukis dia melukis perempuan cantik berkimono oranye yang belum punya
nama, lukisan ini khusus Kaguya dan ia beri nama “Perempuan Kembang Jepun”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar